12 Tips Traveling Menyenangkan dan Aman ke Wilayah Pegunungan

Semenjak beberapa tahun lalu, naik gunung menjadi aktivitas wisata yang semakin diminati. Tak cuma orang dewasa pecinta alam, para remaja pun ikut-ikutan untuk traveling ke gunung. Ya, melihat foto orang berlatar belakang pemandangan gunung yang cantik memang menggoda. Apalagi sekarang ini zaman media sosial, tempat-tempat wisata yang menawarkan pemandangan yang ciamik lebih mudah menjadi viral.

Masalahnya, tak jarang dari mereka yang belum pernah naik gunung nekat mendaki tanpa persiapan yang matang. Padahal, gunung bukan tujuan wisata biasa. Ada banyak hal yang harus dipahami terlebih dahulu. Jika tidak, tubuh bisa “ambruk” di tengah pendakian, kelaparan, bahkan tersesat. Untuk itu, penting bagi siapa saja yang berencana naik gunung untuk selalu mempersiapkan fisik dan mental yang matang.

Berikut adalah 12 tips traveling gunung yang penting untuk diperhatikan, khususnya bagi pendaki pemula, agar pendakian tetap menyenangkan tanpa mengesampingkan keamanan:

  1. Memahami karakter gunung yang akan didaki

Beda gunung, beda pula karakteristiknya. Bahkan terkadang satu gunung memiliki beberapa jalur pendakian dengan medan yang masing-masing berbeda. Karena itu, penting mencari informasi sebanyak-banyak mengenai gunung yang menjadi tujuan pendakian.

Kamu bisa membaca pengalaman orang yang telah mendaki gunung tersebut lewat internet. Atau bisa pula berkonsultasi langsung dengan orang yang sudah berpengalaman. Dengan memahami karakteristik gunung yang akan didaki, tentu kamu bisa lebih matang dalam menyiapkan berbagai hal sebelum pendakian.

Memahami karakter gunung yang akan didaki
Image via unsplash.com/@mathiasjensen
  1. Latihan fisik sejak beberapa minggu sebelum pendakian

Meskipun orang-orang bilang kalau gunung yang akan kamu daki terbilang landai, tetap saja jangan dianggap enteng. Ingatlah mendaki gunung sama dengan menantang dan mempertaruhkan hidupmu di alam bebas.

Dibutuhkan stamina yang fit untuk bisa sukses mencapai puncaknya. Kamu akan melewati jalur yang menanjak ditambah terpaan angin dan udara dingin sehingga dibutuhkan pula kemampuan untuk mengatur napas dengan baik.

Karena itu, kamu perlu latihan fisik lebih keras dari biasanya. Beberapa minggu sebelum hari pendakian, kamu harus rutin latihan fisik, terutama latihan yang baik untuk menjaga kekuatan otot dan kaki. Lari bisa jadi pilihan latihan pas dan murah untuk melatih kekuatan kaki dan pernapasan.

Tapi jangan sampai terlalu memforsir diri dengan berolahraga begitu keras. Harus diimbangi pula dengan waktu istirahat yang cukup. Selain itu, penting pula untuk menjaga asupan makanan. Jagalah kesehatan sebaik-baiknya, jangan sampai sakit ketika hari pendakian. Jika di hari keberangkatan kamu jatuh sakit, sebaiknya tidak memaksakan untuk pergi mendaki.

  1. Membawa makanan sehat dalam jumlah memadai

Siapkan bekal konsumsi dalam jumlah yang kira-kira cukup sesuai lama pendakian. Dan penting pula untuk memerhatikan jenis makanan yang dibawa. Kita tentunya lebih memilih makanan-makanan yang praktis ketika traveling ke gunung. Tetapi penting pula untuk mempertimbangkan nilai gizi di dalamnya. Makanan sehat merupakan kunci penting yang mendukung stamina dan daya tahan tubuh ketika melewati medan pendakian yang berat.

Lupakan mie instan karena hanya memberimu asupan karbohidrat sederhana yang membuatmu cepat lelah. Ada banyak alternatif makanan yang lebih sehat untuk dibawa ke gunung. Misalnya sereal, oatmeal, energy bar, madu, cokelat hitam, biskuit gandum, roti gandum, apel, dan pisang. Makanan-makanan tersebut selain praktis, juga kaya serat, vitamin, dan mineral penting sehingga bisa memberikan energi lebih lama di perjalanan ketika mendaki gunung.

  1. Membawa peralatan yang lengkap dan fungsional

Traveling ke gunung mungkin realitanya tak seindah yang dibayangkan jika kamu tidak membawa peralatan yang lengkap. Kamu tidak mau itu terjadi bukan? Karena itu, selain makanan, pastikan kamu membawa peralatan yang lengkap dan fungsional.

Peralatan yang dibawa bisa disesuaikan dengan lama pendakian. Daftar peralatan penting yang harus dipersiapkan sebelum naik gunung meliputi tas keril, alas kaki khusus hiking, jaket, jas hujan, topi, syal, sarung tangan, sunglasses, tenda, matras, sleeping bag, senter, kompas, peluit, alat masak portabel, dan tak lupa obat P3K.

Meskipun opsional, ada baiknya kamu membawa tongkat hiking karena akan sangat membantu meringankan beban tubuh ketika mendaki. Dan untuk mengabadikan momen-momen indah saat traveling naik gunung, jangan lupa untuk membawa powerbank, kamera, dan atribut pendukungnya.

Membawa peralatan yang lengkap dan fungsional
Image via unsplash.com/@alex_andrews
  1. Memilih keril yang sesuai

Simpan perlengkapanmu di dalam keril yang dikhususkan untuk mendaki gunung, bukan tas punggung biasa. Keril dirancang sedemikian rupa supaya dapat meminimalisir risiko cedera karena tubuh menopang beban yang berat ketika melakukan pendakian.

Ada beberapa hal yang penting untuk diperhatikan mengenai pemakaian keril saat mendaki gunung. Selain soal kenyamanan, kapasitas keril juga disesuaikan dengan lama perjalanan yang akan kamu lakukan. Untuk perjalanan singkat, kamu bisa memilih keril dengan kapasitas 30-40 liter. Sementara untuk perjalanan dua hari satu malam, pilih keril berkapasitas 50-60 liter. Jika lebih lama hingga berhari-hari, idealnya kamu menggunakan keril berkapasitas lebih dari 70 liter.

  1. Memilih jaket outdoor yang tahan angin dan air

Jaket adalah barang penting ketika traveling ke gunung. Agar tubuh terlindungi secara maksimal, pilih jaket khusus aktivitas outdoor yang dapat menahan angin dan tahan air. Baiknya pilih jaket berbahan goretex. Bahan ini tahan air dan kedap udara, namun tetap bisa mengalirkan keluar udara panas di dalam jaket.

Ukuran jaket juga perlu diperhatikan. Pilih jaket yang sedikit agak longgar guna mendukung pergerakan yang lebih nyaman. Selain itu, pilih jaket outdoor yang dirancang dengan hoodie. Selain melindungi kepala dari hujan, hoodie juga bisa menghangatkan bagian kepala lebih maksimal.

  1. Memilih alas kaki yang khusus hiking

Jangan gunakan sneakers yang biasa kamu gunakan sehari-hari ketika naik gunung. Kenakan sepatu khusus hiking. Kamu akan melalui beberapa titik yang sulit ketika mendaki gunung, seperti semak berduri, tanah merah yang basah, dan batu terjal. Sepatu gunung dirancang sedemikian rupa supaya pendaki lebih nyaman memijakkan kaki di berbagai medan guna meminimalisir risiko cedera.

Kamu juga bisa memakai sandal gunung ketika mendaki. Hanya saja, sandal tak cukup untuk melindungi kaki ketika melewati medan pendakian yang berpasir atau didominasi bebatuan. Akibatnya, kaki lebih menjadi rentan lecet dan luka.

Memilih alas kaki yang khusus hiking
Image via unsplash.com/@nineteen
  1. Jangan memakai celana jeans

Ada banyak alasan mengapa kamu sebaiknya tidak mengenakan celana jeans saat mendaki gunung. Serat kain jeans yang begitu rapat dapat mengurangi kebebasan bergerak dan memicu lecet pada pangkal paha. Mengenakan jeans di malam hari saat camping di gunung juga hanya akan membuat kakimu kedinginan meskipun kamu tidur di dalam sleeping bag dan ini semakin meningkatkan risiko hipotermia.

Membawa jeans sebagai celana cadangan juga bukan ide yang bagus karena tidak efisien. Meski dilipat, jeans memakan ruang yang cukup besar ketika diletakkan ke dalam keril dan jika basah akan sulit kering. Lebih baik kamu mengenakan celana kargo atau celana khusus outdoor lainnya.

  1. Jangan mendaki sendirian

Pada dasarnya, tidak ada batasan berapa jumlah orang ketika mendaki gunung. Tapi mendaki sendirian terlalu berisiko. Berangkatlah mendaki secara rombongan dengan jumlah minimal 3 orang. Jika ada sesuatu buruk terjadi, misal ada yang cedera, satu orang bisa menunggu, dan satu orang lagi turun mencari bantuan.

Penting pula untuk pergi mendaki bersama orang yang sudah berpengalaman naik gunung. Dengan begitu, setidaknya ada orang yang mengetahui dasar pertolongan dan penanganan ketika ada hal-hal yang tidak diinginkan terjadi di tengah pendakian.

  1. Jangan lupa mengurus izin pendakian

Sebelum naik gunung, jangan lupa untuk mengurus izin pendakian. Baiknya diurus beberapa hari sebelum keberangkatan. Setiap pendaki perlu melampirkan kartu identitas dan mengisi formulir data diri.

Meski terkadang hal ini dianggap rumit dan terkadang biayanya cukup mahal, tapi prosedur ini harus dipatuhi karena kaitannya dengan keselamatan sehingga sifatnya sangat penting. Jika kamu dan rombongan belum turun gunung, para petugas setempat dapat mengetahuinya lebih cepat dan segera melakukan pencarian.

Ketika petugas memberikan arahan sebelum pendakian dimulai, penting untuk memerhatikan aturan-aturan yang diberlakukan. Taati prosedur yang telah ditetapkan, dan hindari melakukan pendakian lewat jalur yang tidak resmi.

  1. Jangan mendaki saat musim hujan

Musim hujan bisa dibilang menjadi waktu terburuk untuk mendaki gunung. Terlalu berisiko bagi keselamatan! Cuaca yang lebih dingin dapat meningkatkan risiko hipotermia. Jalur pendakian juga menjadi lebih licin sehingga kaki semakin berisiko mengalami cedera. Belum lagi ancaman badai dan longsor. Pemandangan puncak gunung pun tak bisa dinikmati secara maksimal karena akan terhalang kabut.

Jangan meninggalkan sampah di gunung
Image via unsplash.com/@teddykelley
  1. Jangan meninggalkan sampah di gunung

Jadilah pendaki yang bertanggung jawab dengan berkomitmen menjaga kelestarian alam. Bawa turun sampah yang kamu hasilkan selama pendakian. Seperti pembungkus makanan dan minuman, botol air bekas, dan sampah non organik lainnya. Lebih bagus lagi jika kamu juga memungut sampah-sampah lain yang ditemukan berserakan di jalan.

Ingatlah ada 3 prinsip yang harus dipegang oleh para pendaki gunung, yaitu jangan mengambil apa pun kecuali gambar, jangan meninggalkan apa pun kecuali jejak kaki, dan jangan membunuh apa pun kecuali waktu.

Tentang Rika Fauzy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *